Kamis, 01 Maret 2012

MEMAHAMI TEORI KOMUNIKASI : PENDEKATAN, PENGERTIAN, KERANGKA ANALISIS, DAN PERSPEKTIF

PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM KEILMUAN




Menurut Littlejohn dalam bukunya Theories of Human Communication, secara umum dunia masyarakat ilmiah menurut cara pandang serta objek pokok pengamatannya dapat dibagi dalam tiga kelompok atau aliran pendekatan, yaitu pendekatan scientific (ilmiah-empiris), pendekatan humanitic (humaniora interpretatif), dan pendekatan social sciences (ilmu-ilmu sosial).


Aliran pendekatan scientific umumnya berlaku di kalangan para ahli ilmu-ilmu eksakta, seperti fisika, biologi, matematika. Menurut pandangan ini ilmu diasosiasikan dengan objektivias. Objektivitas yang dimaksudkan disini adalah objektivitas yang menekankan prinsip standarisasi observasi dan konsistensi.
Ciri utama lainnya dari kelompok pendekatan ini adalah adanya pemisahan yang tegas antara known (objek atau hal yang ingin diketahui dan diteliti) dan knower (subjek pelaku/pencari pengetahuan atau pengamat).


Prosedur yang umum dilakukan adalah dengan cara memberikan atau mengadakan suatu perlakuan khusus kepada objek yang diteliti serta menelii dampak dan pengaruhnya.
Apabila aliran pendekatan scientific mengutamakan prinsip objektivitas maka kelompok pendekatan humanistic mengasosiasikan ilmu dengan prinsip subjektivitas. Perbedaan-perbedaan pokok antara kedua aliran pendekatan ini adalah :

  1. Aliran scientific, ilmu bertujuan untuk menstandarisasikan observasi, sementara aliran humanistic mengutamakan kreativitas individual.
  2. Aliran scientific berpandangan bahwa tujuan ilmu adalah mengurangi perbedaan-perbedaan pandangan tentang hasil pengamatan, segankan aliran humanistic bertujuan untuk memahami tanggapan dan hasil temuan subjektif individual.
  3. Aliran scientific memandang ilmu pengetahuan sebagai sesuatu yang berada di sana, di luar diri pengamat. Sedangkan aliran humanistic melihat ilmu pengetahuan sebagai sesuatu yang berada di sini, berarti dalam diri.
  4. Aliran scientific memfokuskan perhatiannya pada dunia hasil penemuan, sedangkan aliran humanistic menitikberatkan perhatiannya pada dunia para penemunya.
  5. Aliran scientific berupaya memperoleh konsensus, sedangkan aliran humanistic mengutamakan interpretasi alternatif.
  6. Aliran scienific membuat pemisahan yang tegas antara known dan knower, sedangkan aliran humanistic cenderung tidak memisahkan kedua hal tersebut
Pandangan klasik dari aliran humanistic adalah bahwa cara pandang seseorang tentang sesuatu hal akan menentukan penggambaran dan uraiannya tentang hal tersebut. Karena sifatnya yang subjektif dan interpretatif, maka pendekatan aliran humanistic ini lazimnya cocok diterapkan untuk mengkaji persoalan-persoalan yang menyangkut sisem nilai, kesenian, kebudayaan, sejarah dan pengalaman pribadi.


Dipergunakannya dua pendekatan "scientific" dan "humanistic" yang masing-masing berbeda prinsip ini, adalah karena yang menjadi objek studi dalam ilmu pengetahuan sosial adalah kehidupan manusia. Untuk memahami tingkah laku manusia diperlukan pengamatan yang cermat dan akurat. Sementara itu pendekatan-pendekatan "humanistic" juga banyak diterapkan dalam penelitian tentang masalah-masalah komunikasi antar-pribadi, komunikasi kelompok, lomunikasi organisasi, komunikasi massa, dll.


TEORI KOMUNIKASI


Secara umum istilah teori dalam ilmu sosial mengandung beberapa pengertian sebagai berikut:

  •  Teori adalah abstraksi dari realitas
  •  Teori terdiri dari sekumpulan prinsip-prinsip dan definisi-definisi yang secara konseptual mengorganisasikan aspek-aspek dunia empiris secara sistematis.
  •  Teori terdiri dari asumsi-asumsi, proposisi-proposisi, dan aksioma-aksioma dasar yang saling berkaitan
  • Teori terdiri dari teorema-teorema, yaitu generalisasi-generalisasi yang diterima/terbukti secara empiris.
Berdasarkan uraian diatas, secara sederhana teori komunikasi pada dasarnya merupakan "konseptualisasi atau penjelasan logis tentang fenomena peristiwa komunikasi dalam kehidupan manusia".
Menurut Littlejohn, penjelasa dalam teori berdasarkan pada "prinsip keperluan", yaitu suatu penjelasan yang menerangkan variabel-variabel apa yang kemungkinan di perlukan untuk menghasilkan sesuatu.


Sifat dan tujuan teori menurut Abraham Kaplan (1964), adalah bukan semata untuk menemukan fakta yang tersembunyi, tetapi juga suatu cara untuk melihat fakta, mengorganisasikan serta merepresentasikan fakta tersebut. Suatu teori harus sesuai dengan dunia ciptaan tuhan, dalam arti dunia yang sesuai dengan ciri yang dimilikinya sendiri.


Menurut Littlejohn fungsi teori ada 9, yakni :

  1. Mengorganisasikan dan menyimpulkan pengetahuan tentang suatu hal. Ini berarti bahwa dalam hal mengamati realitas kita tidak boleh melakukannya secara sepotong-potong.
  2. Memfokuskan, artinya hal-hal atau aspek-aspek dari suatu objek yang diamati harus jelas fokusnya.
  3. Menjelaskan, maksudnya bahwa teori harus mampu membuat suatu penjelasan tentang hal yang diamatinya
  4. Pengamatan, menunjukkan bahwa teori tidak saja menjelaskan tentang apa yang sebaiknya diamati, tetapi juga memberikan petunjuk bagaimana cara mengamatinya.
  5. Membuat prediksi, meskipun kejadian yang diamati berlaku pada masa lalu, namun berdasarkan data dan hasil pengamatan ini harus dibuat suatu perkiraan tentang keadaan yang akan terjadi apabila hal-hal yang digambarkan oleh teori juga tercerminkan dalam kehidupan masa sekarang.
  6. Fungsi heuristic atau heurisme. Aksioma umum menyebutkan bahwa teori yang baik adalah teori yang mampu merangsang penelitian. Ini berarti bahwa teori yang diciptakan dapat merangsang timbulnya upaya-upaya penenlitian selanjutnya.
  7. Komunikasi, menunjukan bahwa teori seharusnya tidak menjadi monopoli si penciptanya. Teori harus di publikasikan, di diskusikan, dan terbuka terhadap kritikan-kritikan.
  8. Fungsi kontrol, bersifat normatif. Hal ini dikarenakan bahwa asumsi-asumsi teori dapat kemudian berkembang menjadi norma-norma atau nilai-nilai yang dipegang dalam kehidupan sehari-hari.
  9. Fungsi Generatif, fungsi ini sangat menonjol di kalangan pendukung tradisi/aliran pendekatan interperatif dan teori kritis.
Proses pengembangan atau pembentukan teori umumnya mengikuti model pendekatan eksperimental yang lazim dipergunakan dalam ilmu pengetahuan alam. Menurut pendekatan ini, biasa disebut hypothetico - deducive method (metode hipotetis - deduktif). proses pengembangan teori melibatkan empat tahap sebagai berikut :
  •  Developing questions (mengembangkan pertanyaan)
  •  Forming Hypotheses (menyusun hipotesis)
  •  Testing the hypoheses ( menguji hipotesis)
  •  Formulating theory (memformulasikan teori)
Ada beberapa yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam mengevaluasi kesahihan teroi, yaitu :

  1.  Cakupan teoretis (Theoretical scope) dengan demikian persoalan pokok disini adalah apakah suatu teori yang dibangun memiliki prinsip generality atau keberlakuan umum.
  2. Kesesuaian (appropriateness), yaitu apakah isi teori sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan/ permasalahan teoritis yang diteliti
  3. Heuristic. Pertanyaannya adalah apakah suatu teori yang dibentuk punya potensi untuk menghasilkan penelitian atau teori-teori lainnya yang berkaitan.
  4. Validitas (validity) atau konsisensi internal dan eksternal. Konsistensi internal mempersoalkan apakah konsep dan penjelasan teori yang dibentuk didukung oleh teori-teori lainnya yang telah ada.
  5. Parsimony (kesederhanaan). inti pemikirannya adalah bahwa teori yang baik adalah teori yang berisikan penjelasan-penjelasan yang sederhana.

LINGKUP TEORI KOMUNIKASI

Menurut Littlejohn (1989) secara umum teori-teori komunikasi dapat dibagi dalam kelompok. Kelompok pertama disebut kelompok "teori-teori umum" (general theories). Kelompok kedua adalah kelompok "teori-teori kontekstual" (contexual theories)

Teori-teori umum (general theories) :

a) Teori-teori Fungsional dan struktural. Ciri dari jenis teori ini (meskipun istilah fungsional dan struktural mungkin tidak tepat) adalah adanya kepercayaan atau pandangan tentang berfungsinya secara nyata struktur yang berada di luar diri pengamat. Menurut pandangan ini, seorang pengamat adalah bagian dari struktur yang berada di luar dirinya.

b) Teori-teori Behavioral an Cognitive. Teori-teori ini merupakan gabungan dari dua tradisi yang berbeda. Asumsinya tennag hakikat dan cara menentukan pengetahuan juga sama dengan aliran strukturalis dan fungsional.

c) Teori-teori Konvensional dan Interaksional. Teori-teori ini berpandangan bahwa kehidupan sosial merupakan suatu proses interaksi yang membangun, memelihara serta mengubah keniasaan-kebiasaan tertentu, termasuk dalam hal ini bahasa dan simbol-simbol. Komunikasi, menurut teori ini dianggap sebagai alat perekat masyarakat (the glue of society). Kelompok teori ini berkembang dari aliran pendekatan "interalksionisme simbolis" (symbolic interactionism) sosiologi dan filsafat bahasa ordiner. Bagi kalangan pendukung teori-teori ini, pengetahuan dapat ditemukan melalui metode interpretasi.


d) Teori-teori Kritis dan Interpretif
Gagasan-gagasannya banyak berasal dari berbagai tradisi, seperti sosiologi interpretif (interpretive sociology), pemikiran Max Weber, phenomenology dan hermeneutics, Marxisme dan aliran "Frankfurt School", serta berbagai pendekatan tekstual, seperti teori-teori retorika, biblical dan kesusastraan. Pendekatan kelompok teori ini terutama sekali populer di negara-negara eropa.




TEORI-TEORI KONTEKSTUAL (contextual theories)

  1.  Komunikasi Intrapribadi (intrapersonal communication) yaitu proses komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang. Yang menjadi pusat perhatian disini adalah bagaimana jalannya proses pengolahan informasi yang dialami seseorang melalui sistem syaraf dan inderanya.
  2. Komunikasi Antarpribadi (interpersonal communication) yaitu komunikasi antar perorangan dan bersifat pribadi, baik yang secara langsung (tanpa medium) ataupun tidak langsung ( melalui medium)
  3. Komunikasi Kelompok (group communication) memfokuskan pembahasannya pada interaksi diantara orang-orang di dalam kelompok -kelompok kecil. Komunikasi kelompok juga melibatkan komunikasi antar pribadi. Teori-teori komunikasi kelompok antara lain membahas tentang dinamika kelompok, efisiensi, dan efektifitas penyampaian informasi dalam kelompok, pola, dan bentuk interaksi, serta pembuatan keputusan.
  4. Komunikasi Organisasi (organizational communication) menunjuk pada pola dan bentuk komunikasi yang terjadi dalam konteks dan jaringan organisasi. Komunikasi organisasi melibatkan bentuk-bentuk komunikasi formal dan informal.
  5. Komunikasi Massa (mass communication) yaitu komunikasi melalui media massa yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang besar. Proses komunikasi massa melibatkan aspek-aspek komunikasi intrapribadi, komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, dan komunikasi organisasi. Teori komunikasi massa umumnya memfokuskan perhatiannya pada hal-hal yang menyangkut  struktur media, hubungan media dan masyarakat, hubungan antar media dan khalayak, aspek-aspek budaya dari komunikasi massa, serta dampak atau hasil komunikasi massa terhadap individu.

Rabu, 07 Desember 2011

PRINSIP DASAR KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

KARAKTERISTIK SUMBER

Sumber merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan komunikasi. Dalam hal ini ada 3 karateristik sumber yang perlu diperhatikan, yaitu :

1) Credibility (kredibilitas)
Menunjuk pada suatu kondisi dimana si sumber dinilai mempunyai pengetahuan, keahlian atau pengalaman yang relevan dengan topik pesan yang disampaikannya, sehingga pihak penerima menjadi percaya bahwa pesan yang disampaikannya itu bersifat objektif.

2) Attractiveness (daya tarik)
Apabila sumber dinilai "menarik" oleh penerima, maka upaya meyakinkan dan persuasi akan lebih cepat berhasil karena adanya proses idenifikasi dalam diri pihak penerima.

3) Power (kekuasaan/kekuatan)
Secara umum dapat terjadi dalam empat cara, diantaranya kharisma, wibawa otoritas, kompetensi atau keahlian, compliance atau pemenuhan.
Dengan demikian dari segi sumber keberhasilan komunikasi ditentukan oleh kredibilitas, daya tarik, serta kekuatan/kekuasaannya untuk mempengaruhi pihak penerima.


BENTUK DAN TEKHNIK PERJANJIAN PESAN

Bentuk dan tekhnik penyajian pesan pada dasarnya mencakup 2 aspek yaitu, struktur dan daya tarik. Struktur pesan menunjuk pada cara mengorganisasikan elemen-elemen pokok dari pesan. Cara pengaturan struktur pesan mencakup 3 hal yaitu :

a) Sisi pesan (message sideness)
Pesan dapat disusun secara satu sisi (one side) atau dua sisi (two side). Penyusunan yang satu sisi memberikan penekanan hanya pada posisi kepentingan pihak pengirim pesan. Biasanya yang ditonjolkan hanya hal-hal yang menyangkut kekuatan/kelebihan atau aspek posiif dari suatu ide atau produk yang akan dikomunikasikan. Sementara pada penyusunan pesan yang bersifat dua sisi (two side), disamping segi kekuatan dan aspek positif hal-hal yang merupakan kekurangan/kelemahan atau aspek-aspek negaive dari suatu ide atau produk yang akan dikomunikasikan juga ditampilkan.

b) Urutan Penyajian (Order of Presentation)
Climax versus anti climax order berkaitan dengan tekhnik penyajian pesan yang bersifat satu sisi. Model climax order menunjuk pada cara penyusunan pesan, dimana argument terpenting /terkuat dari isi pesan ditempatkan pada bagian akhir. Jika argument tersebut ditempatkan pada bagian awal, disebut sebagai anti climax order, sementara jika ditempatkan di tengah-tengah disebut sebagai pyramidal order. Recency and primacy model baerkaitan dengan penyajian pesan yang bersifat dua sisi. Primacy model menunjuk pada tekhnik penyajian atau penyusunan pesan dimana aspek-aspek positif kekuaan dari ide satu produk ditempatkan pada bagian awal, jika aspek-aspek posiif/kekuatan dari ide atau produk tersebu ditempatkan dibagian akhir disebut recency model.

c) Penarikan kesimpulan ( Drawing a conclusion)
Penarikan kesimpulan atas isi penjelasan tentang suatu ide atau produk yang dikomunikasikan dapat dilakukan secara langsung dan jelas (eksplisit) dalam arti bahwa penarikan kesimpulan diserahkan kepada pihak khalayak sendiri.

Sementara itu, ada 4 pendekatan yang dapat dipergunakan agar penyajian pesan menarik perhatian khalayak. Keempat pendekatan tersebut adalah fear appeals, Rational appeals, Emotional Appeals, dan Pendekatan humoris.

KARAKTERISTIK SALURAN KOMUNIKASI

Terdapat 3 saluran komunikasi yang dapat dipergunakan dalam menyampaikan pesan kepada masyarakat yaitu, saluran komunikasi personal, media massa dan media tradisional. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya sendiri-sendiri. Kombinasi penggunaan dari ketiga saluran komunikasi tersebut akan menghasilkan dampak yang lebih optimal.
Pemilihan satu atau beberapa media sebaiknya didasarkan atas 2 pertimbangan. Pertama, pertimbangan yang menyangkut karakterisik media. Kedua, yang menyangkut karakteristik isi dan penyajian pesan yang akan disampaikan (karakteristik kreatif)

KARAKTERISTIK KHALAYAK

Khalayak (audience) merupakan faktor penenu keberhasilan komunikasi. Karena, bagi komunikasi tentunya patokan keberhasilan upaya komunikasi yang dilakukan itu merupakan pesan-pesan yang disampaikan melalui suatu saluran medium dapat diterima/sampai ke khalayak sasaran, dipahami dan mendapatkan tanggapan positif, dalam arti sesuai dengan harapan si komunikator. Khalayak bukanlah merupakan sekumpulan dari individu-individu yang bersikap dan bertindak "pasif". Mereka aktif dan juga selektif terhadap isi pesan yang sama, boleh jadi akan terdapat perbedaan-perbedaan di kalangan khalayak mengenai perhatian, pemahaman, tanggapan serta tindakan yang timbul.
Dalam hal ini Schramm (1974) menyaakan denagn tegas bahwa seorang perancang komunikasi yang baik tidak akan memulai upayanya dari  "apa yang harus dikatakan", "saluran apa yang akan dipergunakan", atau "bagaimana cara mengatakannya", melainkan terlebih dahulu mempertanyakan "siapa yang akan menjadi saluran penyampaian pesan". Dalam proses komunikasi massa (komunikasi melalui media massa) implikasi dari pernyataan Schramm tersebut bahwa sebelum komunikasi mempengaruhi khalayak melalui pesan-pesan yang disebarluaskannya, khalayak telah terlebih dahulu mempengaruhi komunikator. Komunikator akan berubah mengumpulkan data dan informasi mengenai karakteristik dari para warga khalayak yang akan dijadikan sasarannya. Atas dasar hal-hal inilah baru komunikator akan berusaha menyimpulkan data dan informasi mengenai karakteristik dari para warga khalayak yang akan dijadikan sasarannya. Atas dasar hal-hal inilah baru komunikator akan dapat menenukan "apa" yang akan disampaikan dan "bagaimana" cara menyampaikannya.

sumber :
- Buku pengantar ilmu komunikasi, Sasa Djuarsa Sendjaja



KOMUNIKASI DAN BUDAYA

I. PERANAN KEBUDAYAAN DALAM KEHIDUPAN MANUSIA


Peranan Kebudayaan bagi Manusia



Pada dasarnya manusia yang lahir dan berkembang mengikuti dan mencontoh nilai-nilai yang berada di lingkungannya, hal ini tidak terlepas dari peranan wilayah sekitar yang memberikan contoh dalam perkembangan pada setiap manusianya. Budaya memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan manusianya, sebagai contoh setiap manusia memiliki naluri dan kemampuan menyerap apa yang menadi contoh di kehidupannya, di ibaratkan sebuah balon gas berwarna warni yang dapat terbang di udara, kita melihat balon itu dapat terbang bukan berdasarkan warnanya, namun yang menjadi intinya adalah isi dari balon tersebut. Dari beberapa penjelasan diatas ada beberapa sedikit kesimpulan yang diambil tentang makna kebudayaan, dimana kebudayaan sangat berperan penting dalam setiap kehidupan manusia sebagai landasan berpikir dan bertindak.


Proses humanisasi adalah hal yang harus ditekankan dalam kehidupan bermasyarakat, ketika manusia bisa memanusiakan sesamanya, hal ini jelas sangatlah penting ditekankan di kehidupan manusia. Pengaruh globalisasi yang terbentuk dlam ruang-ruang yang lebih sempit (glokalisasi) yang diutarakan Ritzer, sangatlah mengusik tatanan budaya pada masyarakat lokalnya. Cepatnya arus informasi, tekhnologi dan perputaran barang pada satu waktu yang bersamaan dapat memberikan kemudahan bagi manusianya, namun disisi lain hal ini sngat berpengaruh terhadap tatanan budaya lokalnya. Tatanan nilai-nilai lokal harus dipeihara sedemikian baik sehingga masyarakat dapat memfilter segala bentuk hal yang dapat merusak tatanan budaya masyarakat lokalnya.


Berkaca pada kondisi saat ini , begitu banyak kejadian yang mengusik hati kita, sperti ketka manusia tidak dapat menjaga sesamanya, kemiskinan yang tidak dapat ditunyaskan. Hal ini tidak terlepas dari rusaknya dan tidak berfungsinya manusia dlam mengamalkan makna kebudayaan yang sebenarnya. Budaya adalah sebagai dasar yang membenuk setiapa perilaku manusianya, jika budaya yang bersifat baik dapat diamalkan maka tatanan kemanusiaan akan terjaga dengan baik, namun jika budaya sudah tidak bisa lagi dipahami dan dimaknai dan terkesan terusak dan terabaikan maka akan timbul hal yang sebaliknya.




II. PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP KOMUNIKASI


Samovar (1981 : 38-46) mebagi berbagai aspek kebudayaan ke dalam tiga pembagian besar unsur-unsur sosial budaya yang secara langsung sangat mempengaruhi penciptaan makna untuk persepsi, yang selanjutnya menentukan ingkah laku komunikasi. Pengaruh-pengaruh terhadap komunikasi ini sangat beragam dan mencakup semua segi kegiatan sosila manusia.


a) Sistem Keyakinan, nilai dan sikap keyakinan
Keyakinan secara umum diartikan sebagai perkiraan subjektif bahwa sesuatu objek atau peristiwa lain, atau dengan nilai, konsep, atribut tertentu. Singkatnya, suatu objek atau peristiwa diyakini memiliki karakteristik-karakteristik tertentu. Keyakinan ini mempunyai derajat kedalaman atau intensitas tertentu.


b) Nilai
Nilai merupakan aspek evaluatif dari sistem keyakinan, nilai, dan sikap. Dimensi-dimensi evaluatif mencakup kualitas-kualitas seperti kegunaan, kebaikan, estetika, kemampuan memuaskan kebutuhan dan pemberian kepuasan. Walaupun nilai-nilai bisa bersifat unik dan individual, tetapi ada pula yang sudah cenderung merasuk dalam suatu kebudayaan, yaitu nilai-nilai kebudayaan.


c) Sistem Sikap
Kepercayaan atau keyakinan serta nilai-nilai melandasi perkembangan dan isi dari sistem sikap. Secara formal, sikap dirumuskan sebagai kecenderungan yang dipelajari unuk memberikan respon (tanggapan) secara konsisten terhadap objek orientasi tertentu.


Sistem sikap terdiri dari 3 komponen :


1) Komponen kognisi atau keyakinan
2) Komponen evaluasi
3) Komponen intensitas atau harapan. Intensitas dari sikap berlandaskan pada derajat penyaluran akan kebenaran dari sikap keyakinan dan evaluasi.


d) Pandangan hidup tentang dunia
Pandangan hidup merupakan orientasi suatu kebudayaan terhadap hal-hal seperti manusia, alam semesta, dan masalah-masalah filsafat lainnya yang berkaitan dengan konsep keberadaan. Singkatnya, pandangan hidup membantu kita untuk menentukan tempat dan tingkat kita sendiri dalam alam semesta ini.


III. KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DAN PEMAKAINYA


Yang dimaksudkan dengan komunikasi antarbudaya komunikasi antara orang-orang yang mempunyai latar belakang budaya yang berbeda-beda. Perbedaan budaya tersebut dapat mulai dari tingkat individu, kelompok sosial, etnis/ras, negara, hingga dunia. Dalam komunikasi antarbudaya dikenal pula interaksi antara kebudayaan dominan dan kebudayaan sub-ordinat. Perbedaan budaya dapat menimbulkan konflik. Untuk masa kini komunikasi antarbudaya telah menjadi pusat perhatian orang, baik sebagai individu, domestik, maupun internasional. Komunikasi antarbudaya juga penting dalam melaksanakan difusi inovasi.


sumber :
http://alayyubi23.blogspot.com/2011/04/belajar-komunikasi-2.html
- Buku pengantar ilmu komunikasi


http://cai.elearning.gunadarma.ac.id/webbasedmedia

Selasa, 06 Desember 2011

INFORMASI PESAN DAN MAKNA

KONSEP DAN TEORI INFORMASI


Penemuan terbaru mengatakan bahwa bumi dihuni oleh makhluk hidup sejak empat miliar tahun yang lalu. Manusia memperoleh kemampuan fisik untuk berbicara, diketahui baru antara 90ribu dan 40ribu tahun yang lalu. Tekhnologi mikro elektronika telah menciptakan era informasi yang menjadi pilar masyarakat baru, disebut masyarakat informasi.
Menurut Rogers (1986) masyarakat informasi adalah suatu bangsa yang mayoritas angkatan kerjanya sudah menjasi pekerja informasi.


Konsep informasi menurut Aubrey Fisher (1986) ada 3 konsep yaitu :
a) Informasi menunjukkan fakta atau data yang diperoleh selama proses komunikasi, informasi tersebut dikonseptualisasikan sebagai kuantitas fisik yang dapat dipindahkan dari satu titik ke titik yang lainnya.


b) Informasi menunjukkan makna data. Informasi merupakan arti atau makna yang terkandung dalam data peranan seseorang sangat dominan didalam pemberian makna data.


c) Informasi sebagai jumlah ketidakpastian yang diukur dengan cara mereduksi sejumlah alternatif yang ada, keadaan yang semakin idak menentu akan menimbulkan banyak alternatif informasi, yang dpat dihunakan untuk mereduksi ketidakpastian itu.


PESAN DAN MAKNA


Pesan adalah informasi namun tidak semua informasi adalah pesan informasi dan pesan bersifat subjektif. Mengapa? Karna informasi dan pesan tidak pernah bebas nilai (free value). Misalnya : selama perang teluk kedua (2003), televisi al-jazeera cenderung menyampaikan berita perang Irak dari sudut pandang mereka, dikatakan bahwa pasukan Sekutu (AS dan Inggris) sebagai invander ke Irak, karena Irak merupakan negara yang berdaulat. Sementara CNN memiliki sudut pandang yang berbeda di dalam memberitakan perang yang sama. CNN menyiarkan bahwa pasukan sekutu sebagai dewa pembebas bagi rakyat irak yang tertindas rejim Sadam Husein. Jelas sekali bahwa pesan yang disampaikan punya tujuan yag berbeda, pesan disampaikan pada individu atau khalayak mempunyai tujuan untuk mengubah sikap, pendapat, dan perilaku individu atau khalayak.




MASALAH BAHASA DALAM KOMUNIKASI


Kualitas informasi sangat ditentukan oleh pengetahuan, pengalaman selera, dan iman seseorang yang mengolah stimulus menjadi informasi.


Burch (1986) mengatakan bahwa sebuah informasi yang berkualitas sangat ditentukan oleh kecermatan, waktu dan relefansi keakuratan informasi bila informasi tersebut terbebas dari bias. 


Jung (1953) mengajukan teori mengenai bagaimana individu akan memilih data yang akan menjadi masukan, dan mengolahnya menjadi informasi. Ada seseorang yang lebih percaya pada panca inderanya (pengamat untuk menangkap data) ada yang menangkap data secara intuitif melalui persepsi subjektifnya. Pada pengolahan data terdapat pula dua pola, yaitu jenis pemikir dan perasa.
Implikasi dari teori Jung tersebut adalah bahwa data yang sama akan diolah menjadi informasi yang berbeda, yang berakibat pesan yang disampaikan berbeda antara orang satu dengan yang lainnya.
1. Untuk masalah yang sama, seseorang akan mencari informasi yang berbeda.
2. Interpretasi seseorang terhadap satu informasi akan berbeda karena perbedaan persepsi.
3. Kepribadian seseorang akan mempengaruhi pandangan terhadap kebijakan yang diambil, sehingga terjadi ketidakcocokan mengenai kebijakan yang sama.




sumber :
 http://jurusankomunikasi.blogspot.com


http://cai.elearning.gunadarma.ac.id/webbasedmedia 

Sabtu, 03 Desember 2011

MODEL - MODEL KOMUNIKASI

Model komunikasi adalah representasi fenomena komunikasi, baik nyaa maupun abstrak, dengan menonjolkan unsur-unsur terpenting untuk memahami suatu proses komunikasi.
Model sebagai cara menunjukan sebuah objek, yang didalamnya dijelaskan kompleksitas suatu proses, pemikiran, dan hubungan antara unsur-unsur yang mendukungnya.
Model sebagai penyederhanaan teori yang disajikan dalam bentuk gambar. sebagai alat bantu, mempermudah pejelasan fenomena komunikasi dengan mempresentasikan secara abstrak.

FUNGSI MODEL KOMUNIKASI
a) melukiskan proses komunikasi
b) menunjukan hubungan visual
c) membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan komunikasi
d) mengetahui suau hal secara keseluruhan
e) memperkirakan tentang hasil atau akibat yang akan dicapai
f) menjelaskan tentang suatu hal melalui penyajian informasi yang sederhana

MODEL DASAR KOMUNIKASI
1) Model S - R 
Model simulus respons adalah model komunikasi paling dasar. Model ini dipengaruhi oleh disiplin psikologi behavioristik. Model ini menunjukkan bahwa komunikasi itu sebagai suatu proses "aksi - reaksi" yang sangat sederhana. Jadi model ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, isyarat non verbal, gambar dan tindakan tertentu akan merangsang orang lain untuk memberikan  respon dengan cara tertentu. Pertukaran informasi ini bersifat timbal balik dan mempunyai banyak efek dan seiap efek dapat mengubah tindakan komunikasi.

2) Model Aristoteles
Model ini adalah model komunikasi yang paling klasik, yang sering juga disebut model retoris. Model ini sering disebut sebagai seni berpidato. Menurut Aristoteles, persuasi dapat dicapai oleh siapa anda (etos-kepercayaan anda), argumen anda (logika). Dengan kata lain, faktor-faktor yang memainkan peran dalam menentukan efek persuatif suatu pidato meliputi isi pidato, susunanya dan cara penyampaiannya.

3) Model Newcomb
Komunikasi adalah suatu cara yang lazim dan efektif yang memungkinkan orang-orang mengorientasikan diri terhadap lingkungan mereka. Ini adlah model tindakan komunikatif dua orang yang disengaja. Model ini mengisyaratkan bahwa setiap sistem ditandai oleh suatu keseimbangan atau simetri, karena ketidakseimbangan atau kekurangan simetri secara psikologis tidak menyenangkan dan menimbulkan tekanan internal untuk memulihkan keseimbangan.

4) Model Berlo
Menurut model Berlo, sumber dan penerima pesan dipengaruhi oleh faktor :
1. keterampilan komunikasi
2. Sikap
3. Pengetahuan
4. Sistem sosial
5. Budaya

Salah satu kelebihan model ini adalah model ini tidak terbatas pada komunikasi publik atau komunikasi massa, namun juga komunikasi antarpribadi dan berbagai bentuk komunikasi tertulis. Model ini bersifat heuristik (merangsang penelitian)

5) Model DeFleur
Source dan Transmiter adalah dua fase yang berbeda yang dilakukan seseorang, fungsi receiver dalam model ini adalah menerima informasi dan menyandi baliknya mengubah peristiwa fisik informasi menjadi pesan.
Menurut DeFleur komunikasi adalah terjadi lewat suatu operasi perangkat komponen dalam suatu sistem teoritis, yang konsekuensinya adalah isomorfisme diantara respons internal terhadap seperangkat simbol tertentu pada pihak pengirim dan penerima.

6) Model Tubbs
Pesan dalam model ini dapa berupa pesan verbal, juga non verbal, bisa disengaja ataupun tidak disengaja. Salurannya adalah alat indera, terutama pendengaran, penglihatan dan perabaan.
Gangguan dalam model ini ada 2, gangguan tekhnis dan gangguan semantik. Gangguan tekhnis adalah faktor yang menyebabkan si penerima merasakan suatu perubahan dalam informasi atau rangsangan yang tiba, misalnya kegaduhan. Gangguan semantik adalah pemberian makna yang berbeda atas lambang yang disampaikan pengirim.

MODEL-MODEL PENGARUH KOMUNIKASI


a) model-model pengaruh komunikasi adalah gambaran tentang pengauh penyebaran pesan melai media massa terhadap khalayak. Menurut model S-O-R, dampak atau pengaruh yang terjasi pada pihak penerima, pada dasarnya merupakan suatu reaksi terentu dari stimulus tertentu yang diterimanya. Dengan demikian, besar kecilnya pengaruh serta dalam bentuk apa pengaruh tersebut terjasi tergantung pada isi dan penyajian stimulus.


b) Model komunikasi dari Comstock secara khusus menggambarkan pengaruh Tv terhadap tingkah laku penontonnya. Diasumsikan bahwa, TV dapat disejajarkan dengan pengalaman, tindakan atau observasi perorangan yang dapat menimbulkan konsekuensi terhadap pemahaman ataupun tingkah laku seseorang.


c) Model komunikasi dua tahap yang dikemukakan Katz dan Lazarsfeld, memberikan gambaran tentang proses pengaruh media massa terhadap khalayak tidak terjadi secara langsung, tetapi melalui perantara yakni para pemuka pendapat (opinion leaders). Dengan demikian prosesnya mencakup dua tahap. Tahap pertama, dari media massa ke pemuka pendapat. Tahap kedua, dari pemuka pendapat ke orang-orang sekitarnya yang menjadi para pengikutnya.


d) Model spiral keheningan yang dikemukakan NOelle-Neumann, juga menggambarkan tentang pengaruh media massa. Diasumsikan banhwa semakin dominan pendapat mayoritas dikemukakan dalam media massa, semakin menghilang atau hening suara-suara pendapat yang menentang.




sumber :
http://pepyteknokra.wordpress.com/2010/01/10/model-komunikasi/
http://jurusankomunikasi.blogspot.com/2009/03/model-komunikasi-menurut-para-ahli.html




http://cai.elearning.gunadarma.ac.id/webbasedmedia/home

Rabu, 30 November 2011

PROSES KOMUNIKASI

PRINSIP DASAR KOMUNIKASI


Prinsip-prinsip komunikasi seperti halnya fungsi dan definisi komunikasi mempunyai uraian yang beragam sesuai dengan konsep yang dikembangkan oleh masing-masing pakar. Istilah prinsip oleh William B. Gudykunst disebut asumsi-asumsi komunikasi. Terdapat 12 prinsip komunikasi yang dikatakan sebagai penjabaran lebih jauh dari definisi dan hakekat komunikasi yaitu :


- PRINSIP 1
Komunikasi adalah suatu proses simbolik. Komunikasi adalah sesuatu yang bersifat dinamis, sirkular dan tidak berakhir pada suatu titik, tetapi terus berkelanjutan


- PRINSIP 2
Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi. Setiap orang tidak bebas nilai, pada saat orang tersebut tidak bermaksud mengkomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain maka orang tersebut sudah terlibat dalam proses komunikasi. Gerak tubuh, ekspresi wajah dapat diartikan menjadi suatu stimulus.


- PRINSIP 3
Komunikasi punya dimensi isi dan hubungan. Setiap pesan komunikasi mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi isi tersebut kita bisa memprediksi dimensi hubungan yang ada diantara pihak-pihak yang melakukan proses komunikasi. Percakapan diantara dua orang teman dan antara dosen dan mahasiswa di kelas pasti memiliki dimensi isi yang berbeda.


- PRINSIP 4
Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan. Setiap tindakan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi mulai dari tingkat kesengajaan yang rendah sampai pada tindakan komunikasi yang betul-betul disengaja.


-PRINSIP 5
Komunikasi terjadi dalam konteksruang dan waktu. Pesan komunikasi yang dikirimkan oleh pihak komunikn baik secara verbal maupun non-verbal disesuaikan dengan tempat, dimana proses komunikasi itu berlangsung, kepada siapa pesan itu dikirimkan dan kapan komunikasi itu berlangsung.


- PRINSIP 6
Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi. Tidak dapat dibayangkan jika orang melakukan tindakan komunikasi diluar norma yang berlaku di masyarakat. Jika kita tersenyum maka kita dapat memprediksikan bahwa pihak penerima akan membalas dengan senyuman, jika kita menyapa seseorang maka orang tersebut akan membalas sapaan kita. Prediksi seperti itu akan membuat seseorang menjadi tenang dalam melakukan proses komunikasi.


- PRINSIP 7
Komunikasi bersifat sistemik. Dalam diri setiap orang mengandung sisi internal yang dipengaruhi oleh latar belakang budaya, nilai, adat, pengalaman dan pendidikan. Bagaimana seseorang berkomunikasi dipengaruhi oleh beberapa hal internal tersebut. Sisi internal seperti lingkungan keluarga dan lingkungan dimana dia bersosialisasi mempengaruhi bagaimana dia melakukan tindakan komunikasi.


- PRINSIP 8
Semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin efektiflah komunikasi. Jika dua orang melakukan komunikasi berasal dari suku yang sama, pendidikan yang sama, maka ada kecendrungan dua pihak tersebut mempunyai bahan yang sama unuk saling dikomunikasikan. Kedua pihak mempunyai makna yang sama terhadap simbol-simbol yang saling dipertukarkan.


- PRINSIP 9
Komunikasi bersifat nonsekuensial. Proses komunikasi bersifat sirkular dalam arti idak berlangsung satu arah. Melibatkan respon atau tanggapan sebagai bukti bahwa pesan yang dikirimkan itu diterima dan dimengerti.


- PRINSIP 10
Komunikasi bersifat prosesual, dinamis, dan transaksional. Konsekuensi dari prinsip bahwa komunikasi adalah sebuah proses adalah komunikasi itu dinamis dan transaksional. Ada proses saling memberi dan menerima informasi diantara pihak-pihak yang melakukan komunikasi.


- PRINSIP 11
Komunikasi bersifat irreversible. Setiap orang yang melakukan proses komunikasi tidak dapat mengontrol sedemikian rupa terhadap efek yang ditimbulkan oleh pesan yang diimbulkan oleh pesan yang dikirimkan. Komunikasi tidak dapat ditarik kembali, jika seseorang sudah berkata menyakiti orang lain, maka efek sakit hati tidak akan hilang begitu saja pada diri orang lain tersebut.


- PRINSIP 12
Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah. Dalam arti bahwa komunikasi bukan satu-satunya obat mujarab yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah.




TINGKATAN PROSES KOMUNIKASI


Menurut Denis McQuail, secara umum proses komunikasi dalam masyarakat berlangsung dalam 6 tingkatan, yaitu :


a) Komunikasi intra-pribadi (intrapersonal communication)
Proses komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang, berupa pengolahan informasi melalui pancaindra dan sistem syaraf. Contoh : berpikir, merenung, menggambar, menulis sesuatu.


b) Komunikasi antar-pribadi
Kegiatan komunikasi yang dilakukan secara langsung antara seseorang dengan orang lainnya. Misalnya percakapan taap muka, korespondensi, percakapan melalui telepon.


c) Komunikasi dalam kelompok
Kegiatan komunikasi yang berlangsung di antara suatu kelompok. Pada tingkatan ini setiap individu yang terlibat masing-masing berkomunikasi sesuai dengan peran dan kedudukannya dalam kelompok. Pesan atau informasi yang disampaikan juga menyangkut kepentingan seluruh anggota kelompok, bukan bersifat pribadi. Contohnya ngobrol-ngobrol antara ayah, ibu dan anak dalam keluarga, diskusi guru dan murid dikelas tentang topik bahasan.


d) Komunikasi antar-kelompok
Kegiatan komunikasi yang berlangsung antara suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Jumlah pelaku yang terlibat boleh jadi hanya dua atau beberapa orang, tetapi masing-masing membawa peran dan kedudukannya sebagai wakil dari kelompok masing-masing.


e) Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi mencakup kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi dan komunikasi antar organisasi. Bedanya dengan komunikasi kelompok adalah bahwa sifat organisasi lebih formal dan lebih mengutamakan prinsip-prinsip efisiensi dalam melakukan kegiatan komunikasinya.


f) Komunikasi dengan masyarakat secara luas
Pada tingkatan ini kegiatan komunikasi ditujukan kepada masyarakat luas. Bentuk kegiatan komunikasi dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu, komunikasi massa yaitu komunikasi melalui media massa seperti radio, tv dan surat kabar. Langsung atau tanpa melalu media massa contohnya ceramah atau pidato di lapangan terbuka.


TUJUAN DAN AKIBAT KOMUNIKASI


Tujuan komunikasi dapat dilihat dari 2 aspek kepentngan yaitu, kepentingan sumber dan kepentingan penerima.


Tujuan komunikasi dari sudut kepentingan sumber antara lain :
- mendidik
- menganjurkan suatu tindakan
- menyenangkan atau menghibur
- memberikan informasi




Tujuan komunikasi dari sudut kepentingan penerima amtara lain :
- memahami informasi
- mempelajari
- menikmati
- menerima atau menolak anjuran




Tujuan komunikasi juga dapat dipandang dari sudut sosial dan individu.
Tujuan komunikasi dipandang dari sudut kepentingan sosial yaitu,
- berbagai pengetahuan umum tentang lingkungan sekitarnya
- sosialisasi peran, nilai, kebiasaan terhadap anggota-anggota baru
- memberi hiburan kepada warga masyarakat, menciptakan bentuk-bentuk kesenian baru
- pencapaian konsensus, mengontrol tingkah laku


Tujuan komunikasi dipandang dari kepentingan individu yaitu,
- menguji, mempelajari, dan memperoleh gambaran tentang realitas, kesempatan, dan bahaya
- memperoleh pengetahuan dan keterampilan untuk hidup bermasyarakat
- menentukan keputusan, bertindak sesuai aturan sosial




Hasil dan akibat komunikasi pada dasarnya menyangkut tiga aspek, yaitu
- aspek kognitif, yaitu yang menyangkut kesadaran dan pengetahuan. Contohnya : menjadi sadar atau ingat, menjadi tahu dan kenal
- aspek afektif, yaitu yang menyangkut sikapa atau perasaan/emosi. Contohnya : sikap setuju/tidak setuju, perasaan sedih, gembira dan perasaan benci
- aspek konatif, yaitu yang menyangkut perilaku atau tindakan. Contohnya : berbuat seperti apa yang disarankan, atau berbuat sesuatu tidak seperti apa yang disarankan, atau berbuat sesuatu tidak seperti apa yang disarankan.


4 fungsi sosial komunikasi :
- pengawasan lingkungan
- korelasi diantara bagian-bagian dalam masyarakat untuk mencapai konsensus
- transmisi nilai-nilai dari satu generasi ke generasi selanjutnya atau dari satu kelompok ke kelompok lainyya
- fungsi hiburan, yaitu fungsi pengawasan menunjuk pada upaya pengumpulan, pengolahan, produksi dan penyebarluasan informasi mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi. Upaya selanjutnya adalah diarahkan pada tujuan untuk mengendalikan apa yang terjadi di lingkungan masyarakat.




Sumber: Ilmu Komunikasi:Suatu Pengantar, Prof. Deddy Mulyana
http://roselitariani.wordpress.com ,
http://heber-makariorio.blogspot.com ,
http://uripsantoso.wordpress.com


http://cai.elearning.gunadarma.ac.id/webbasedmedia/home

Jumat, 25 November 2011

KOMUNIKASI NON VERBAL

PENGERTIAN KOMUNIKASI NON VERBAL

>> komunikasi nonverbal adalah tindakan-tindakan manusia yang secara sengaja dikirimkan dan di interprestasikan seperti tujuannya dan memiliki potensi akan adanya umpan balik dari yang menerimanya


BATASAN UMUM KOMUNIKASI NON VERBAL


a) Komunikasi nonverbal berada dalam konteks
suatu perilaku non verbal yang sama mungkin akan mempunyai makna yag berbeda, ketika ia muncul dalam konteks yang berbeda

b) Perilaku nonverbal adalah perilaku yang normal .
berbagai bentuk perilaku nonverbal seperti gerak, mimik wajah, gerakan-gerakan tubuh, gerak otot, berkeringat, menguap dan wajah mmerah terjadi sebagai bentuk-bentuk perilaku yang normal

c) Tindakan-tindakan nonverbal saling terintegrasi
seluruh bagian dari tubuh secara normal bekerja sama-sama mengkomunikasikan makna-makna tertentu

d) Pesan verbal dan tindakan nonverbal saling terintegrasi
Didaalam suatu pesan komunikasi, perilaku nonverbal saling terkait dengan pesan-pesan verbal yang menyertainya

e) Pesan komunikasi nonverbal bermakna rangkap
perilaku nonverbal dapat bermakna rangkap dan karenanya bersifat kontraktif

f) Perilaku nonverbal selalu dikomunikasikan
semua gerakan yang kita lakukan dalam hubungannya dengan orang lain selalu dikomunikasika, diterima dan diinterprestasikan

g)  Komunikasi nonverbal berada dalam suatu aturan
di dalam komunikasi nonverbal atau bahasa , terdapat aturan-aturan yang mudah dikenal. seperti intonasi, makna, struktur bahasa, dan hubungan-hubungan kalimat

h) Komunikasi nonverbal sangat menentukan
pada dasarnya semua pesan didorong oleh hal-hal tertentu

i) Perilaku nonverbal sangat terpercaya
kita akan cepat terpercaya terhadap perilaku nonverbal apabila perilaku ini bertolak belakang dengan pesan yang mngikutinya

j) Perilaku nonverbal adalah metakomunikasi
metakomunikasi adalah komunikasi yang berkaitan dengan komunikasi-komunikasi lainnya

PERBEDAAN KOMUNIKASI VERBAL DAN NON VERBAL

>> KOMUNIKASI VERBAL
bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan dengan lisan atau (oral) atau dengan tertulis (written)

>> KOMUNIKASI NON VERBAL
proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata.
contohnya, menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan konak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dsb. simbol-simbol serta cara bicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi dan gaya berbicara.



JENIS KOMUNIKASI NON VERBAL DAN FUNGSINYA

a) ekspresi wajah
wajah adalah sumber yang kaya akan informasi, karena ekspresi wajah cerminan suasana hati seseorang


b) kontak mata
adalah sinyal alamiah untuk berkomunikasi, dengan menggunakan kontak mata selama berinteraksi berarti orang tersebut terlibat lawan bicaranya.
c) sentuhan
 sentuhan lebih bersifat spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan  seperti perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang  atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan. sentuhan tangan merupakan bentuk komunikasi yang mengena dalam pikiran


d) postur tubuh
Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, dan konsep diri

e) suara
menarik nafas panjang, rintihan dan tangisan  juga salah satu ungkapan  perasaan  dan pikiran  seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi  non verbal lainnya  sampai desis  atau suara  dapat menjadi pesan yang sangat  jelas.

f) gerak isyarat
isyarat sebagai bagian total dari komunikasi  seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan tangan  selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan  stress  bingung atau sebagai upaya untuk menghilangkan stress


FUNGSI KOMUNIKASI NON VERBAL


a) EMBLEM
Gerakan mata tertentu merupakan simbol yang memiliki kesamaan dengan simbol verbal. seperti kedipan mata dapat berarti "saya tidak sungguh-sungguh"


b) ILLUSTRATOR
pandangan yang selalu menatap kebawah dapat menunjukan kesedihan


c) REGULATOR
dengan adanya kontak mata, maka saluran percakapan terbuka.


d) AFFECT DISPLAY
Pembesaran manik mata (pupil dilation) menunjukan peningkatan isyarat, wajah lainnya menunjukan perasaan takut atau terkejut.


http://cai.elearning.gunadarma.ac.id/webbasedmedia/home